"Celakalah kau, mati terjebak dalam karyaku." selamat membaca,

Rabu, 26 Juni 2019

Ku Kira Hanya Aku

Biar ku ungkapkan sendunya,

setelah lama semua ini terbengkalai,
Baik, aku mulai…

ku kira hanya aku
setelah kita lakukan semuanya bersama
ternyata kau bagi ke segala penjuru 

apa telinga ini masih kurang untuk menjadi pendengarmu?
belumkah cukup waktuku untuk membersamaimu?
atau kurangkah peduliku terhadapmu? 

jika kau merasa aku sudah cukup menenangkanmu
lantas mengapa dia dapat mencuri perhatianmu,
siapa dia? Dari mana datangnya? 

Kau terlalu rapih menyimpan rahasia,
jadi selama ini aku khawatir tentang diammu,
justru kau dan dirinya sedang asik berbincang bersama,
saat aku berfikir kau sedang lelah dan banyak fikiran
mungkin saja kalian tertawa bersama,
dan saat aku berusaha membantu menyelesaikan masalah-masalahmu,
sudah ada dia yang menjadi penghiburmu. 

Luar biasa… kataku,
kau malah menyalahkanku atas semua keadaan,
supaya aku tak mengganggu hubunganmu dengan yang lainnya yang tidak aku ketahui? 

mau tak mau kupasang wajah tersenyum
ku tata lagi perasaan yang berserakan,
"maaf" kataku dalam hati,
ketika kau menyalahkanku dan kau bilang kecewa terhadapku. 

kau tersenyum,
entah pura-pura tak mengerti atau memang lugu mengenai apa yang ku pendam,
sedangkan aku terus mencari jalan keluar. 

Hari-hariku penuh dengan pengharapan,
aku akan tetap mengkhawatirkanmu,
hanya saja ku sembunyikan dengan lebih rapi lagi. 

Aku percaya kalau kau benar untukku,
sejauh apapun kau berlari, jalan yang kau tempuh akan membawamu kembali padaku.
Dan akupun percaya segala sesuatu yang kita lakukan, pasti memiliki balasannya.



Semarang, 27 Juni 2019

Devrisha Alfianita
Read More