Bertemu pun kita belum pernah, bisa-bisanya kamu memberiku rasa hanya dengan perhatian yang kamu berikan tiap waktunya, komitmen, dan berjanji akan datang ke pulau ini. Sangatlah lucu jika aku harus mengingatnya.
Mulanya kisah kita baik-baik saja, sehari, seminggu, sebulan, dua bulan. hingga pada akhirnya kita berada dititik jenuh. Tidak, bukan kita! tapi kurasa hanya kamu yang jenuh. Saat itu aku mencoba mempertahankan hubungan ini.
Masalah demi masalah kau munculkan, seakan aku yang bersalah. segala larangan kamu berikan padaku. haha, lucunya aku pun merasa bersalah. Sampai suatu hari kamu benar-benar dengan mudahnya melepasku dengan alasan "kita ga cocok, ini ga bisa diterusin".
Disaat aku tak ingin jatuh hati lagi, lalu tiba-tiba kamu datang dengan meyakinkanku untuk serius, lalu kamu menghilang begitu saja dengan alasan kita tidak ada kecocokan dan jarak kita yang terlalu jauh. Aku rasa ini tidak masuk akal. Menangis saat itu adalah jalan satu-satunya untuk seorang wanita yang hatinya dihancurkan begitu saja.
Setelah kita tidak mencoba berkomunikasi lagi dan saat aku benar-benar berusaha melupakanmu perlahan, dengan mudahnya kamu datang dan memberi kabar bahwa kau sedang bahagia dengan orang lain. Merencanakan suatu pernikahan yang entah kapan akan kamu mulai dan memintaku untuk membantumu.
Usahaku mencoba melupakanmu runtuh begitu saja, seperti aku sudah susah payah membuat istana pasir lalu kamu hancurkan dengan sengaja. Aku rasa mengikhlaskan tidak mudah seperti mengedipkan mata. Rasanya benar-benar menyesakan saat itu, air mata memaksa ingin turun, dan hanya menangis sejadinya yang ku fikirkan malam itu.
Sekarang tak terasa hampir 1 tahun kita tak saling menyapa seperti dulu. Aku? aku baik-baik saja, kembali menjadi aku yang sebelum mengenalmu, aku yang memiliki berbagai kegiatan, tak hanya untuk menutupi kosongnya jadwal setelah kuliah, tapi juga agar aku terbiasa tanpamu.
Jangan khawatir, aku sudah memaafkan kesalahanmu, menerima pernyataanmu agar kita tak saling berkomunikasi lagi. Berbahagialah kau dengannya, dan biarkan aku bahagia dengan caraku sendiri.
Salam dari Aku,
Semarang, 30 Januari 2019
0 comments:
Posting Komentar